SOLIDARITAS DJUANG ; HARI BUMI

Komite Akasi Lingkungan

( GmnI Samarinda, BEM Pertanian, BEM Fisip, Geram, HimabisKoma Progresif )


” Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional dan dengan itu menyampaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu “. Gaylord Nelson ( Senator Amerika Serikat, Penggagas Hari Bumi Internasional; 1970 ) Provinsi Kalimantan Timur adalah Daerah yang terkenal dengan SDA-nya yang kaya dan tentu saja yang patut diingat bahwa dalam kurun waktu belasan tahun belakangan ini menjadi daerah yang terus-terusan dirusak lingkungannya oleh aktifitas Perusahaan yang bersektor pada Lingkungan. Sementara itu dipihak yang sama, Pemerintah Daerah/Kota seolah-olah melakukan pembiaran terhadap maraknya perusahaan “ perusak “ lingkungan dengan tidak tegasnya sanksi yang diberikan terhadap perusahaan yang melanggar peraturan. Lemahnya pengawasan serta sanksi tersebut berimbas kepada maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan seperti reklamasi sampai revegetasi yang tidak dijalankan dengan benar.

Hal yang juga harus kita soroti bersama hari ini adalah krisis air bersih yang kini terjadi. tidak dapat dipungkiri bahwa sisah peradaban yang sudah sangat tua ini sedang dan akan semakin menghadapi tiga tantangan besar yaitu masalah ketersediaan dan ketahanan air, pangan, dan energy. Di Samarinda sendiri, permasalahan normalisasi sungai karang mumus yang sampai saat ini belum bisa dilaksanakan sepenuhnya, padahal apabila dimaksimalkan maka selain daripada menghindari Kepungan Banjir juga bisa sebagai penopang krisis air bersih suatu hari nanti. Kemudian daripada itu, tak lengkap rasanya jika kita tidak berbicara mengenai nasib dari para petani kita.

Ketahanan Pangan yang seringkali digembar-gemborkan oleh pemerintah kita lihat justru berbanding terbalik dari fakta yang ada. Justru cenderung terjadi pergeseran dari lahan pertanian kearena pertambangan. Melihat sedikit catatan diatas yang patut kita garis bawahi adalah dalam system Kapitalisme yang berwatak Akumulasi, Eksploitasi serta ekspansi bahwa tidak hanya manusia yang menjadi objek yang dihisap lewat kebijakan tenaga kerja yang murah akan tetapi Lingkungan pun turut menjadi objeknya. Berangkat dari hal-hal diatas, Kami dari Komite Lingkungan Peduli Bumi Menyerukan :

1. Bumi sebagai tempat keberlangsungan kehidupan jangan di komersilkan

2. Pemerintah harus tegas menindak perusahaan perusak lingkungan

3. Segera laksanakan Normalisasi Sungai Karang Mumus

4. Kembalikan Lahan Pertanian sebagai upaya peningkatan Kesejahteraan Petani

5. Rakyat Indonesia, cintai lingkungan demi penyelamatan Bumi dengan ikut berperan aktif dalam melakukan pengawasan serta penindakan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang menyangkut kerusakan bumi.

6. Tanah, Air dan Hutan harus digunakan untuk kesejahteraan Rakyat Lestari Alamku, Sehatlah Indonesiaku, Merdekalah Bumi-ku !!!

Tinggalkan komentar